SEMUA AKAN MERINDU BERKEBUN, MENYIRAMI BUNGA PADA AKHIRNYA


"Pak, saya ini kesal sama Golkar dan TNI itu. Anda disuruh jadi presiden terus itu kan zalim, gitu. Anda itu punya hak momong cucu, menyirami bunga, iya kan? Masa Anda enggak bisa hidup normal sebagai manusia?”

Itulah sepenggal kalimat yang disampaikan Cak Nun kepada Presiden Soeharto, sebelum akhirnya beliau "Lengser Keprabon" mengundurkan diri dari jabatan Presiden yang telah beliau genggam selama 32 tahun. Mungkin... sekali lagi... mungkin, sepenggal kalimat humanis dari Cak Nun itulah yang membuat Pak Harto yang telah meniti karir begitu panjang, dari seorang tentara kemudian menjadi Presiden dengan segala hiruk pikuk politiknya, yang tentu butuh mental baja, namun pada akhirnya Pak Harto merindu untuk *"Momong cucu dan menyirami bunga".*

*"Bertani itu penuh kedamaian"*, ujar Pak Susno Duadji dengan senyumnya yg khas. Ya, Pak Susno mantan Kabareskrim yang dulu terkenal dengan kasus "Cicak VS Buaya", sekarang menjadi petani di kampungnya di Palembang. Yang dulunya ngurusi mengawasi tindak kriminalitas seluruh negeri, yang kelas kakap hingga kelas internasional, namun sekarang setelah pensiun memilih bertani karena menemukan kedamaian disana. Beliau tegas menolak kalo kegiatan bertaninya disebut sebagai pencintraan demi pilkada Sumsel.

Damai, bahagia... itulah akhirnya yang dicari setiap manusia. Walau kadang mereka "lupa bahagia" karena terlalu sibuk mengejar ambisinya. Dan bahagia itu ternyata sederhana.. menyirami bunga, berkumpul bermain bersama keluarga, berkebun ternak tani.

Orang Jawa membagi kebahagiaan dunia menjadi 5 unsur, yaitu: Wismo (rumah), Wanito (pesangan), Turonggo (kuda), Kukilo (burung) dan Curigo (pusaka/keris). Orang sekarang membagi kebahagiaan dunia menjadi 3: Harta, Tahta dan Wanita. Setelah pandemi ini ada sedikit perubahan, katanya, yaitu: Harta, Tahta dan Sepeda.

Namun, Allah, Sang Pencipta makhluk bernama manusia ini, menyebutkan kebahagian dunia bagi manusia adalah:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 14)

Kebahagiaan dunia ada 2:

1. Keluarga: Yaitu Wanita (pasangan hidup) dan Anak keturunan.
2. Harta. Untuk harta disebutkan 4 jenis, yaitu:
a. Dzahabi wal Fidhdhoh: Emas dan Perak
b. Khoililmusawwamah: Kuda pilihan
c. Al An'am: Hewan ternak
d. Al Harts: Sawah ladang

Keluarga kita, itulah sumber kebahagiaan. Jangan sampai kita lupa bahagia bersama keluarga dikarenakan sibuk mengejar ambisi.

Dari ayat ini dapat kita ambil petunjuk bahwa 4 jenis harta inilah yang disebut "dijadikan terasa indah" oleh Allah;

*Emas dan perak*, ia adalah harta yang tidak mengalami penurunan nilai. Di zaman Rasulullah SAW, harga kambing 1 dinar, maka sekarang pun, setalah 14 abad, dengan 1 dinar kita bisa membeli seekor kambing kualitas bagus.

*Kuda pilihan*, mungkin sekarang bergeser menjadi "sepeda pilihan" atau "motor pilihan". Namun saya yakin, walau belum pernah mempunyai dan menaikinya, bahwa kuda pilihan pasti lebih membahagiakan dan mengandug keberkahan ketika mempunyai kuda. Tak heran orang jawa memasukan "Turonggo" atau kuda sebagai salah satu unsur kebahagiaan.

*Al An'am* diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi hewan ternak. Yg dimaksud an'am adalah hewan "8 yang berpasangan" (QS. Al An'am: 143) yaitu 4 jenis hewan ternak: Kambing, domba, sapi dan unta. Jadi ayam dan bebek itu bukan an'am, tetapi thuyur (beburungan).

Kambing dan domba itu beda, yang paling mudah adalah melihat bulunya. Domba bulunya kriting dan terus bertambah panjang/tebal hingga perlu dicukur, sedang kambing bulunya lurus dan tidak terus bertambah panjang. Domba itu "sheep" sedangkan kambing adalah "goat". Di jogja, itu kebanyakan adalah sate domba sebenarnya walaupun judul warungnya adalah sate kambing. Sedang di Solo, mayoritas adalah benar sate kambing, yang dilengkapi dengan thengkleng nya.

Kita saat ini bahagia bila memakan kuliner an'am tadi, sebenarnya ada yang lebih membahagiakan, yaitu memelihara menggembalakanya:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لْاَ نْعَا مَ خَلَقَهَا ۚ لَـكُمْ فِيْهَا دِفْءٌوَّمَنَا فِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ
"Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 5)

وَلَكُمْ فِيْهَا جَمَا لٌ حِيْنَ تُرِيْحُوْنَ وَحِيْنَ تَسْرَحُوْنَ 
"Dan kamu *memperoleh keindahan* padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan)."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 6)

Kita patut mencobanya, memelihara dan menggembalakan an'am agar tahu bahagianya. Bahwasanya dalam Al Qur'an ada perintah menggembala, dan uniknya itu disebut setelah perintah makan;

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُوْا وَا رْعَوْا اَنْعَا مَكُمْ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الـنُّهٰى
*"Makanlah dan gembalakanlah* hewan-hewanmu. Sungguh, pada yang demikian itu, terdapat *tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal*."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 54)

Ketika makan maka kita mengambil energi dari bumi berupa bahan makanan, maka setelahnya kitapun harus memberikan kepada bumi energi kembali, yaitu dengan menggembalakan an'am yang memberikan pupuk nutrisi kepada bumi.

Namun saat ini kebanyakan orang senang memelihara "pets" sehingga semakin menjamur Petshop dimana mana.

Yang terakhir, *Al Harts* atau sawah ladang. Seperti Pak Harto dan Pak Susno Duadji, mantan tentara dan polisi yang dahulunya terbiasa dengan bedil dan bau mesiu, akhirnya mereka menemukan kebahagiaan dengan "menyirami bunga" dan bertani.

Itulah resep bahagia dari Al Qur'an, sekaligus *petunjuk* bagi kita tentang *bentuk harta* apa yang perlu kita miliki. Bila kita masih menyimpan harta dalam bentuk selain 4 jenis tsb, tentu banyak kebaikanya bila di konversi menjadi sebagaimana petunjuk Al Qur'an tadi.

Namun perlu diingat kata penutup Surat Al Imran ayat 14 tadi, *"...di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."* Bahwa keluarga dan harta tadi mustinya menjadi wasilah menuju Jannah. Anda tahu arti jannah? Jannah itu artinya Kebun. Di Jannah Allah lah kita bisa bahagia se bahagia bahagianya bahagia.

Selamat berakhir pekan. Selamat berkebun, jangan menunggu pensiun, usia senja untuk merasakan bahagianya menyirami bunga tetanaman serta memberi makan ternak anda sambil mentadaburi ciptaan Nya.

"Memayu Hayuning Bawana"

nDalem Jaranan, 18 September 2021

Surono Abdurrahman Sorengpati
NewerStories OlderStories Beranda

0 komentar:

Posting Komentar