MENANAM DAN BETERNAK; MENEGAKAN MIZAN, MEMAKMURKAN BUMI MENUJU BALDATUN THOYYIBAH

Allah menciptakan mizan, keseimbangan:

وَا لسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَا نَ ۙ 
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 7)
Yt³n7⅞
Keseimbangan di langit:

اَلشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ بِحُسْبَا نٍ ۙ 
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 5)

Dan keseimbangan di bumi:

وَّا لنَّجْمُ وَا لشَّجَرُ يَسْجُدٰنِ
"dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya)."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 6)

Apakah rumput dan pohon berpengaruh pada keseimbangan benda benda di langit?

Jawabnya adalah YA !

Ketika pohon pohon ditebang dengan masif tanpa manusia mau menanamnya kembali, maka udara memanas, es di kutub perlahan mencair sehingga masa bumi mengalami pergeseran dari kutub ke equator, akibatnya rotasi dan evolusi bumi terganggu yang berefek pada bulan, matahari dan benda benda langit lainya bisa bertubrukan.

Maka Allah mengingatkan:

اَ لَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَا نِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 8)

dan memerintahkan:

وَاَ قِيْمُوا الْوَزْنَ بِا لْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَا نَ
"Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 9)

Ya, kita *diperintah Allah* untuk:

*Aqimul Wazna bil Qisthi*: Menegakan Keseimbangan itu dengan adil.

Dan

*La tukhsirul mizan*: Jangan mengurangi keseimbangan.

Bagaimana mengamalkan surah Ar Rahman ayat Sembilan ini? Ya, dengan *menanam*.

Dan Allah Ar Rahman, Maha Pengasih, ketika kita menegakan mizan dengan menanam, maka6uiAllah beri bonus buah buahan, biji bijian dan heharuman:

وَا لْاَ رْضَ وَضَعَهَا لِلْاَ نَا مِ ۙ 
"Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya),"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 10)

فِيْهَا فَا كِهَةٌ وَّا لنَّخْلُ ذَا تُ الْاَ كْمَا مِ ۖ 
"di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang,"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 11)

وَا لْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَا لرَّيْحَا نُ ۚ 
"dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 12)

Apa yang susah payah kita tanam ada
hasil yang kita tuai, padahal bagaimanapun juga kita harus menanam walau tanpa hasil panen demi menjaga keseimbangan alam semesta yang kita tinggali dengan nyaman, maka pantaslah Allah menanyakan *berulang ulang*:

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 13)

Darimana kita mulai mengamalkan Surah Ar Rahman ayat Sembilan ini?

Sebelumnya, patut kita menauladani Muhammadiyah yang amal usahanya melintas abad menebar barokah untuk ummat. Panti Asuhan, PKU, TK hingga Universitas Muhammadiyah menyebar dari ujung barat hingga timur Indonesia. Tahukah anda itu semua berawal dari surat pendek Al Ma'un yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan kepada para santrinya? Ya, tapi tak berhenti pada membaca, menghafal, mentadaburi dan membaca tafsirnya, KH. Ahmad Dahlan mengajak santrinya mengamalkan surat tersebut dengan memuliakan anak yatim. Darisinilah cikal bakal Panti Asuhan Muhammadiyah yang eksis hingga sekarang, berkah dari mengamalkan ayat ayat Al Qur'an.

Kembali ke Ar Rahman ayat Sembilan, kami mulai bersemangat menanam, kalau dulu hanya sekedarnya, sebagai hiburan, keindahan dan harapan adanya buah yang dihasilkan, maka sekarang ada spirit baru, yaitu mengamalkan Al Qur'an yaitu *Aqimul Mizan*, menjalankan perintah Allah menegakan keseimbangan.

Karena belum punya kebun ataupun ladang, kami mulai menanam di halaman rumah. Ada yang langsung di tanah, ada yang di pot atau planterbag.

Kami menanam tanaman tanaman yang disebut dalam Al Qur'an:

Pisang; jenis cavendish, raja dan kepok:

وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍ ۙ 
"dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 29)

Labu; yang disebut dalam kisah Nabi Yunus a.s.:

وَاَ نْۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَّقْطِيْنٍ ۚ 
"Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu."
(QS. As-Saffat 37: Ayat 146)

Anggur; jenis Ninel, Akademik dan Banana. Anggur disebut berulang ulang dalam Al Qur'an, salah satunya:

وَّ عِنَبًا وَّقَضْبًا ۙ 
"dan anggur dan sayur-sayuran,"
(QS. 'Abasa 80: Ayat 28)

Saya ingin menanam juga kurma, namun belum mendapatkan bibit kurma tropis. Tak sebatas itu, kami juga menanam tanaman tanaman lain, bunga bunga an, mangga, nangka, belimbing walau cuma sepohon sepohon.

Tentu bila ingin tumbuh dengan baik dan juga menghasilkan buah, maka ada ilmu yang harus dipelajari. Ilmu sebelum amal. Dari internet anda bisa mendapat banyak ilmu tentang bertanam ini, saya sangat menyarankan dengan sistem organik. Dalam sistem organik kita mengamalkan *La Tukhsirul Mizan*, Jangan mengurangi keseimbangan ! Karena bila dengan pupuk kimia secara jangka panjang dapat mencemari lingkungan yang artinya turut mengurangi keseimbangan alam.

Dalam sistem organik, maka bertanam memerlukan juga beternak. Limbah bertanam untuk makanan hewan, limbah beternak untuk pupuk tanaman. Di tulisan bagian kedua nanti kita bahas bab beternak ini yang merupakan sebuah mata rantai dalam memakmurkan bumi, maka bertanam dan beternak perlu integrasi yang ini bisa dilakukan di rumah. Dari limbah dapur kita bisa menghidupi ternak dan tanaman kita.

Sudah tergugah untuk bertanam?

*Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, kecuali buah yg dimakannya menjadi sedekah, dicuri menjadi sedekah, dimakan binatang buas menjadi sedekah, dimakan burung menjadi sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah*.
(HR. Imam Muslim & Imam Ahmad).

Salam Pemakmur Bumi !

#NgajiTani

Baiti Jannati Farm, 27 September 2020
Surono Abdurrahman Sorengpati
IG @kebunmizan
NewerStories OlderStories Beranda

0 komentar:

Posting Komentar